Dapat Pekerjaan di Jakarta? Cari Tahu Kebutuhan Bulanan Supaya Tidak Tekor

Ungkapan lawas bahwa ibu kota lebih kejam dari ibu tiri masih berlaku sampai saat ini. Apalagi bagi kita yang memiliki penghasilan pas-pasan. Walau Pemprov DKI Jakarta telah menaikkan angka UMP per 1 Januari 2018 menjadi Rp3,6 juta, namun Jakarta masih saja berada dalam posisi teratas 10 kota yang biaya hidupnya paling mahal di negara Indonesia.

Dapat Pekerjaan di Jakarta? Cari Tahu Kebutuhan Bulanan Supaya Tidak Tekor

Wajib bagi kita dalam mengetahui tips dan trik agar dapat menyiasati tingginya biaya hidup di ibukota. Selain sewa rumah di Jakarta, ada banyak kebutuhan bulanan yang perlu kita siapkan. Berikut adalah aneka tips yang dapat diikuti guna menyikapi mahalnya dana bulanan yang harus dikeluarkan selama hidup di Jakarta.

1. Biaya Tempat Tinggal

Biaya sewa untuk tempat tinggal di Jakarta memang termasuk tinggi. Jika kita termasuk kaum lajang yang baru memulai karir, ada baiknya kita mencari kerabat atau keluarga yang tinggalnya di Jakarta sehingga bisa menumpang tinggal serta menghemat pengeluaran untuk sewa kontrakan.

Namun, perlu dipahami juga bahwa tinggal menumpang memiliki konsekuensi tersendiri, seperti harus jadi mandiri agar tak jadi beban bagi pihak yang ditumpangi. Cukupi semua kebutuhan pokok sendiri serta perlihatkan niat untuk meringankan beban mereka, baik secara tenaga maupun finansial.

Jika tak ada kerabat di Jakarta, maka pilihannya adalah tempat kos yang harganya cukup bervariasi dengan fasilitas yang beragam pula.

2. Biaya Makan

Selain biaya tempat tinggal, biaya makan biasanya akan memakan bagian terbesar dari gaji bulanan. Apalagi karena makan termasuk dalam kebutuhan pokok yang harus dipenuhi tiap harinya. Biaya makan di Jakarta sendiri terbilang mahal apabila dibandingkan dengan daerah lain yang ada di Indonesia.

Untuk menghemat pengeluaran, kita bisa makan di warteg yang lauknya sederhana. Bisa juga memilih warung padang yang bukan di jalan utama dengan tarif rata-rata Rp10.000 per porsi. Ini artinya, sebulan kita harus mengeluarkan kira-kira Rp1.350.000 untuk menu yang sederhana. Jika sesekali ingin makan enak, maka pengeluaran biaya makan ini akan lebih tinggi lagi.

3. Biaya Transportasi

Sebagai kaum pendatang dari luar kota, biaya transportasi harus turut diperhatikan saat pulang pergi dari dan ke tempat kerja. Carilah tempat tinggal yang lokasinya dekat tempat kerja agar tak perlu mengeluarkan terlalu banyak biaya transport.

Jika berhasil menemukan tempat kos yang sangat dekat dengan kantor, kita bisa pulang pergi dengan berjalan kaki ataupun menggunakan sepeda, apalagi karena sekarang gerakan bike to work tengah digalakkan kembali.

Alternatif transportasi yang murah meriah di Jakarta ialah TransJakarta, KRL hingga ojek online yang kini sudah mulai marak di tengah masyarakat. Pembayaran moda transportasi ojek online khusus Gojek bisa menggunakan Gopay yang lebih murah dan mudah.

4. Biaya Sosial

Termasuk dalam biaya sosial ini adalah pengeluaran yang dibutuhkan saat berkumpul dengan teman-teman selepas jam kerja, menghubungi keluarga di rumah menggunakan smartphone hingga biaya akses internet.

Semuanya harus turut dihitung karena kita juga pastinya membutuhkan hiburan di sela-sela padatnya aktivitas harian. Pengeluaran ini takkan sebesar pengeluaran untuk makan ataupun tempat tinggal, namun bisa membengkak jika kita memiliki gaya hidup boros serta mempertahankan gengsi tinggi.

Sesekali makan enak, nonton di bioskop atau nongkrong di kafe takkan jadi masalah, asal tak dijadikan kebiasaan yang pada akhirnya bisa menguras pemasukan.

5. Biaya Bulanan

Biaya bulanan ini adalah biaya yang dikeluarkan untuk aneka kebutuhan sehari-hari, seperti peralatan mandi, bumbu masak hingga aneka biaya tak terduga. Termasuk dalam biaya tak terduga adalah apabila kita jatuh sakit dan membutuhkan pengobatan.

Sisihkan setidaknya 10 persen dari penghasilan guna memenuhi biaya ini. Estimasi biaya bulanan adalah antara Rp200.000 hingga Rp300.000 per bulannya. Saat belanja barang-barang kebutuhan bulanan, bandingkan harga beberapa produk agar kita bisa memilih mana yang termurah.

Manfaatkan pula aneka promo serta diskon yang sering diadakan di berbagai supermarket agar kita bisa lebih berhemat. Tips lain adalah dengan menggunakan kartu kredit yang menjalin kerjasama dengan outlet minimarket atau supermarket tertentu supaya mendapat diskon tambahan.

6. Biaya Rohani

Hidup tentu tak melulu soal memikirkan kebutuhan diri sendiri, namun juga kebutuhan orang lain. Sisihkan 2.5 persen dari penghasilan untuk sedekah pada mereka yang membutuhkan. Sebagai contoh apabila kita berpendapatan Rp3.6 juta per bulan, maka sisihkan Rp90.000 tiap bulannya untuk kebutuhan rohani ini. Jika terasa berat, maka kita dapat mengeluarkan biaya ini dalam tahapan-tahapan tertentu.

Apabila sudah terbiasa, maka rasa berat ini berangsur-angsur akan menghilang. Selalu ada orang lain yang membutuhkan lebih di sekitar kita. Sedekah termasuk dalam investasi bagi kehidupan di masa depan kelak.

Jakarta memang adalah kota yang memberi janji serta mimpi bagi para pendatang. Namun, Jakarta juga bisa jadi mimpi buruk apabila kita belum siap serta tak mempersiapkan diri secara baik. Kita harus menentukan pilihan secara bijak agar hidup di ibukota bisa tetap menjanjikan serta terasa nyaman.

Usaha yang tekun, kerja keras serta kerja cerdas akan menjadikan ibukota batu loncatan demi mewujudkan mimpi. Aneka tips di atas akan dapat menjadikan hidup di Jakarta menjadi lebih mudah untuk dijalani.

Mungkin pada awalnya memang akan terasa berat, apalagi bagi kita yang termasuk kaum pendatang serta tak terbiasa tinggal di kota besar. Namun semakin lama tinggal di Jakarta, akan semakin terbiasa pula kita pada ritme kehidupan sehari-harinya.

Postingan Populer